Jumat, 06 April 2012

TIGA KALI WANITA ITU DI LAHIRKAN SEBAGAI FITRAH ALAM


Saya pernah mendengar seorang ibu mertua yang memberi petuah kepada menantu perempuan yang baru saja di nikahi oleh putranya.
“Putriku..taukah engkau, kalau seorang anak perempuan itu memiliki tiga kali kelahiran sebagai fitrah alam ”.
Karena penasaran akhirnya si menantu inipun bertanya kepada ibu mertuanya. “tiga kali kelahiran ibu...?? tapi kenyataannya kita hanya lahir sekali di dunia ini”.
Lalu sambil tersenyum sang ibu mertua pun menjawab pertanyaan dari menantu kesayangannya itu. “iya anakku, pertama, seorang perempuan itu dilahirkan sebagai seorang anak dari kedua orang tua, ia dibesarkan dengan penuh kasih sayang, ia di didik sebaik mungkin, dijaga bagaikan intan mutiara, dalam doa harapan keluarga kelak bisa menjadi wanita sholeha. Kedua, seorang perempuan itu di lahirkan sebagai seorang istri, dia mengemban tugas melayani suami, dan menjadi perhiasan terindah di dunia yang tak ternilai harganya, yaitu istri yang sholeha. Ketiga, seorang perempuan itu di lahirkan untuk menjadi seorang ibu, seorang yang melahirkan penerus zaman, ditangannya akan tercipta panji-panji pembela agama”.
Sesaat terdiam, kemudian sang ibu mertua melanjutkan petuahnya. “sekarang engkau baru terlahir kedua kali, kau baru menjadi istri sekaligus menantu di keluargaku, jadilah istri yang sholeha untuk suamimu dan seorang anak yang berbakti pada orang tua. Dan kelak ketika kau jadi seorang ibu, jadilah ibu yang sempurna buat mereka sibuah hatimu, setelah melewati fase ini maka lengkap lah jati diri seorang perempuan”.
Tak puas dengan jawaban sang ibu mertua, si menantupun bertanya lagi. “wahai ibu, sekarang kenyataan yang kita lihat malah sebaliknya dari apa yang ibu bilang, banyak anak perempuan yang durhaka sama orang tua, durhaka sama suami, dan menyia-nyiakan anaknya yang merupakan titipan Tuhan, apa ini bisa di bilang mereka juga memiliki tiga kali kelahiran...??”.
“iya putriku, mereka tetap memiliki hak yang sama, tetapi mereka tidak bisa menjalankan semuanya sesuai aturan yang telah di tentukan, terkadang hanya karena materi dunia mereka rela meninggalkan kodratnya sebagai seorang anak, seorang istri dan bahkan sebagai seorang ibu”.
Setelah mendengar petuah tersebut, saya baru menyadari kalau ternyata air mata saya telah membasahi kedua pipi saya, saya sangat terharu dengan petuah yang di berikan oleh sang ibu mertua yang baik kepada anak menantu yang begitu di sayanginya.
Memang benar, sekarang coba kita lihat sendiri, anak perempuan yang di lahirkan dan diberi kasih sayang, juga yang dijadikan harapan oleh kedua orang tuanya malah menjadi seorang anak yang meruntuhkan pondasi harapan yang dengan susah payah telah dibangunkan oleh orang tuanya, terkadang dalam membangun pondasi harapan itu, nyawa mereka menjadi taruhan, namun mereka tetap tidak peduli, yang penting pondasi itu bisa berdiri tegak seperti sebuah istana megah, begitulah perumpamaannya.
Ketika seperti ini, adakah seorang anak perempuan sadar, bagaimana orang tuamu menjagamu bak intan berlian, siang malam berdoa, agar kelak kau jadi wanita sholeha, sang perhiasan dunia, bukan perusak dunia, apalagi penghuni neraka. Na’udzubillah.
Sekarang kebanyakan kita lihat, apabila suami kaya dan berpangkat rumah tanggapun sejahtera, tetapi kalau suami biasa saja dan istri yang berharta, maka kebanyakan rumah tangga berantakan, bahkan setiap tahun, perceraian di setiap daerah dan negara itu bertambah, ini bukan tipuan, melainkan realita kehidupan dizaman metropolitan. Seharusnya di sinilah peran untuk saling melengkapi, ingatlah saudara, manusia itu tidak sempurna, ada kelebihan ada kekurangan, karena itu ambillah kelebihan sebagai anugrah penutup kekurangan agar ia bisa menjadi sempurna. Ketika sudah menikah, surgamu ada dibawah telapak kaki suami, layanilah suamimu seperti anjuran al-quran dan as-sunnah, jangan karena engkau memiliki pangkat lebih tinggi daripada suami engkau bisa semena-mena saja bersikap kepadanya.
Dan lagi-lagi di zaman sekarang, wanita memang benar-benar, baik secara langsung maupun tidak langsung ingin melupakan kodratnya sebagai seorang perempuan. Kebanyakan di negara-negara maju, wanita tidak mau melahirkan anak, dengan alasan takut badannya rusak, gemuk, sibuk berkarir dan masih banyak alasan lainnya. Di Singapura sekarang wanita hampir tidak ada yang mau melahirkan, seingga menimbulkan kekhawatiran di kalangan pemerintah, mereka khawatir kalau populasi penduduk aslinya bakal mengecil dan kalau di biyarkan bisa tidak ada lagi sama sekali. Dan dari realita ini pemerintah membuat program baru, perempuan-perempuan yang mau melahirkan anak akan di bayar oleh pemerintah, dengan program seperti itu bisa meningkatkan kembali kelahiran di negara mereka.
Kalau kita pikir-pikir, ironis sekali memang, seorang perempuan yang sudah dianggkat derajatnya oleh Baginda Rasulullah hinnga 3 banding 1 daripada lelaki bisa melakukan hal seperti itu. Dalam hadits nabi :
“diriwayatkan : datang seorang pemuda datang kepada rasulullah, lalu dia bertanya : wahai rasulullah siapakah orang yang lebih baik untuk saya hormati di dunia ini..? Rasulpun menjawab : ibumu. kemudian siapa lagi..?, ibumu. Kemudian siapa lagi..?, ibumu. Kemudian siapa lagi..?, ayahmu”(HR. Bukhari).
Tidak bisa kita bayangkan seandainya dulu Rasul tidak membawa kita ke alam mulia, kita pasti masih hidup seperti di zaman jahiliyah, dimana perempuan itu dinomor duakan, dijadikan budak pelampiasan nafsu semau para lelaki, dan Khalifah Umar sebelum masuk islam juga pernah hidup dalam lingkungan jahiliyah, sampai-sampai beliau membunuh anak perempuannya yang masih sangat kecil, dan juga dianggap sebagai pembawa sial, perempuan penyebab dosa, ini semua karena paham mereka kalau penyebab nabi Adam keluar dari surga adalah Siti Hawa, karena Hawalah yang telah terpengaruh oleh rayuan iblis kemudian Hawa merayu nabi Adam untuk mamakan buah khuldi, sehingga Allah murka dan mengusir mereka berdua dari surga, dan dari kejadian itu seluruh keturunan Hawa pun di kutuk sebagai pembawa sial serta pantas untuk dihukum.
Rasulullah telah menganggkat derajat perempuan dari alam yang hina ke alam yang mulia, seharusnya kita bersyukur kepada Allah dan berterimakasih kepada Rasulullah, dengan cara menjaga kehormatan dan menyadari kodratnya sebagai seorang perempuan.
Perempuan zaman sekarang bukannya bersyukur tapi malah salah kaprah dalam menilai kedudukannya, apalagi sekarang lagi marak-maraknya persamaan gender, jadi mereka makin menjadi-jadi, mereka rela tubuhnya dijual seharga sebuah iklan, dengan alasan emansipasi, padahal secara tidak langsung mereka telah dieksploitasi untuk menjadi tontonan aurat gratis, bukannya malu tapi malah bangga diri lagi. MasyaAllah.
Sungguh sangat di sayangkan, mereka belum menyadari akan hal itu. Saudariku, sebaik-baik perhiasan di dunia ini adalah wanita sholeha, menjadi seorang anak, seorang istri dan seorang ibu merupakan anugerah terindah di dunia yang tiada tara, sebagai seorang anak yang berbakti, istri yang sholeha dan seorang ibu yang baik didunia engkau memperoleh kebahagian yang sempurna karena engkau akan di cintai dan juga di rindukan, dan kelak di akhirat engkau akan memperoleh surga yang telah di janjikan Allah kepada semua umatnya yang bertaqwa.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar